KOMPAS.com - Anak-anak membutuhkan bimbingan dan arahan
dari orangtuanya. Hanya dengan komunikasi, kebutuhan anak ini bisa
terpenuhi. Komunikasi akan membuahkan hasil yang baik, jika orangtua
bisa menyampaikan maksud dengan kata-kata, suara, dan bahasa tubuh yang
tepat.
Praktisi komunikasi, presenter, pendiri TALKinc dan ibu
dua anak, Becky Tumewu menjelaskan dampak dari kata, suara, bahasa tubuh
terhadap anak, jika tidak disampaikan dengan cara yang tepat.
"Komunikasi
melalui kata-kata hanya memiliki dampak tujuh persen. Sedangkan suara
berdampak 38 persen, dan bahasa tubuh punya dampak besar, 55 persen.
Jadi hati-hati dengan bahasa tubuh Anda saat berkomunikasi dengan anak,"
kata Becky dalam talkshow parenting bagian dari program Daycare PT Unilever Indonesia, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Saat
berkomunikasi dengan anak, orangtua perlu memilih kata, menggunakan
intonasi suara, bahkan menunjukkan bahasa tubuh yang tepat. Sebagai
contoh, ketika anak berbuat kesalahan, dan ia mengutarakannya pada Anda
sebagai orangtuanya, namun Anda menunjukkan sikap panik atau respons tak
menyenangkan, anak bisa saja merasa tak nyaman. Pada akhirnya, anak
takkan lagi mau terbuka untuk bercerita kepada Anda.
Bahasa
tubuh Anda yang tidak tepat membuat anak sungkan untuk menjalin
komunikasi dengan Anda. Begitu juga dengan intonasi suara. Saat Anda
mengatakan tidak marah namun mengucapkannya dengan nada suara yang
tinggi, komunikasi tak berjalan efektif kepada anak.
"Anak peniru ulung. Apa yang dilihatnya akan dilakukannya. Children see children do.
Kalau orangtua bicara atau bertindak keras dan kasar, anak akan
mengikutinya. Anak kemudian belajar, bahwa sikap kasar boleh
dilakukannya kepada siapa saja, seperti orangtuanya yang melakukannya
kepada orang lain. Orangtua adalah pahlawan bagi anak, meski anak-anak
tak mengakuinya. Karenanya orangtua perlu berhati-hati dengan kata-kata,
suara, apalagi bahasa tubuhnya," jelas ibu dari Tara (11) dan Kaila
(8).
Terkadang, kata Becky, orangtua melakukan kesalahan. Tak
sengaja bicara kasar di depan anak, atau menunjukkan bahasa tubuh yang
tak layak di depan anak. Termasuk juga menggunakan intonasi suara yang
keliru saat bicara dengan anak. Siapa pun bisa berbuat kesalahan. Karena
itu di sinilah pentingnya peran komunikasi.
"Anak yang sulit
meminta maaf saat melakukan kesalahan belajar dari orangtua yang gengsi
minta maaf, termasuk kepada anaknya, saat melakukan kesalahan. Meminta
maaf dan memberikan penjelasan bisa menjadi salah satu bentuk komunikasi
dan pembelajaran bagi anak. Komunikasi bukan sekadar mengungkapkan
pendapat, ide, gagasan, namun juga bentuk pengajaran di usia dini pada
anak," kata perempuan kelahiran 27 Mei 1970 ini.
Bentuk
komunikasi bisa dilakukan sejak dini, kapan saja dan di mana saja kepada
anak. Mulai dengan mengobrol berdua mengenai berbagai hal. Termasuk
juga membahas lagu atau film kesukaan anak. Bukan sekadar obrolan, namun
juga bentuk pembelajaran anak mengenai perilaku, bahkan hingga
pendidikan moral.
"Tara menyukai sebuah lagu, namun ia bilang ada
kata kasar di lirik lagu tersebut. Setelah saya tahu, ternyata satu
kata itu bukan bermaksud kasar namun hanya bentuk penegasan. Setelah
diberikan penjelasan, Tara bisa memahami maksudnya, cukup dengan
membuang kata itu saat menyanyikan lagu, ia tetap bisa menikmati lagu
kesukaannya. Yang terpenting bagi anak adalah pendampingan orangtua, dan
orangtua tak segan memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan anak,"
lanjutnya.
Karena orangtua adalah pahlawan bagi anak-anak, setiap
hal kecil yang Anda lakukan menjadi teladan baginya. Jika sikap
terbuka, kemauan mendengarkan, berbicara dengan suara yang membuat anak
nyaman, serta bahasa tubuh yang menenangkan, menjadi kebiasaan harian,
anak-anak belajar menyontoh darinya. Apalagi jika orangtua memberikan
contoh positif melalui kata-kata, intonasi suara, dan bahasa tubuh yang
tepat saat berkomunikasi.
"Setiap anak unik dan berbeda. Setiap
orangtua juga memiliki gaya pengasuhan yang tak sama, karena perbedaan
kebutuhan anak-anak yang memang berbeda. Gaya komunikasi saya dengan
orangtua lain boleh jadi berbeda. Namun yang terpenting adalah
memastikan di rumah selalu ada komunikasi antara orangtua dan anak,
dalam hal apa pun," tandas Becky.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar